Rabu, 05 Oktober 2011

Ibu Kos Lily

Sudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat kost
bu Lily. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya
secara tidak sengaja ketemu bu Lily di pasar.
Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan
kebetulan Zaki yang ikut menolong menangkap
copet dan mengembalikan dompet bu Lily. Trus
ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat
kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia
punya tempat kost atau bisa di bilang rumah
bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal
di kost-an bu Lily.
Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik
malah, karena sampai saat ini Zaki sudah telat
bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih
adem-adem aja. Mungkin masih teringat
pertolongan waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak
enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret.
akhirnya Zaki lebih banyak menghindar untuk
ketemu langsung dengan bu Lily.
Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4.
Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di
kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur
dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu
kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu
Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem
gak?” Sontak Zaki bangun,
wah bisa berabe kalo
nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan
cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja
ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk
kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,”
Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki
menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….”
Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu
Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu
tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar,
Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah,
terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki.
Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi,
sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud
siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tapi
rasanya percuma lama-lama toh bu Lily
sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar
juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya
handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai
celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil
karena terburu-buru.
Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah
tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu
Lily membuka pembicaraan. “pasti bersih banget
mandinya ya…” gurau bu Lily sambil sejenak
melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa
aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki
sekenanya saja sambil mengambil duduk di
pinggiran tempat tidur. Bu Lily mendekat dan
duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin
aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho…
trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan
dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi
mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh…
kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak
bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Zaki dengan
sedikit memohon.
Bu Lily terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh
deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu
di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit
menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu
ya…”dia terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada
keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut
wajah bu Lily yang kurang senang.
“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya,
apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi
di dekatinya, hhhh… sama aja dengan
suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal.
Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie
sama suaminya, jangan-jangan amarahnya
ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki
menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya
lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack,
gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat
kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama
suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni
terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-
mentang Marni jauh lebih muda ya.”
sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama
dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu
Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih
sering tinggal di rumahnya yang satu lagi
bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah
mulai kesepian nie
“wah kalo masalah keluarga sie aku kurang
paham bu…. “jawab Zaki kikuk
“gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja
sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Lily
sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan
nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit
sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie,
gawat dong pikir Zaki.
“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak
Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah
cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud
menghibur.
“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik
menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah
Zaki, terlihat dua butir air mata mengalir di
pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air
mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa
wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie,
coba Zaki bisa berbuat sesuatu… busyet… Zaki
memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor
gini.”
Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…
eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih
gadis mungkin aku yang duluan tergoda.”
Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi
kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar
dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi
panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan
ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu
Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi
yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur….
Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda,
pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya
dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih
lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak
menarik lagi…?” sambil berdiri dan
memperhatikan tubuhnya kemudian menatap
Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki makin
kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…?
Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo
mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih
30an deh.”
Bu Lily tampaknya senang dengan pujian
itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah
43 lho.. emang Zaki liat dari mananya bisa bilang
begitu?”
Zaki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho
bu, saya malu bilangin nya.”
Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah
sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil
berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”
Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas
dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya
indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat
kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah
tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups
baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily
memakai baju terusan seperti daster tapi dengan
lengan yang berupa tali dan diikat simpul di
bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat
dengan tali baju dan tali bra yang saling
bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke
bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang
hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan
besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha
Zaki yang masih dibungkus handuk cepat
menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily
bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong
alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”
Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan
terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm…
eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya
masih kencang… masih sangat menggoda…”
Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya
pandangan mata yang kini saling beradu, saling
tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada
magnet yang kuat, wajah bu Lily makin
mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.
Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa
komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu
Lily, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…
hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily
menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke
mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki
sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan
kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat
naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas
tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan
lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke
lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan
remasan lembut Zaki meremas payudara yang
masih terbungkus bra itu. “hhhhh…hhhh” nafas
bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya
gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik
bu Lily tak ketinggalan meraba dan mengelus
lembut dada Zaki… melingkari pinggang Zaki,
mencari lipatan handuk, hendak membukanya…
Uupps…. Zaki tersentak dan sadar….,”ups…hhh…
maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….”
Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil
merapikan kembali handuknya, baru kemudian
dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lily.
Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak
berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh
bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan
terbuka. Pemandangan yang menakjubkan.
“napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu
sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang
lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya
Zack…” tatapan bu Lily terlihat semakin sendu…
“mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada
yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga
bisa marah besar bu…” jawab Zaki.
Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun
karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju
terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai.
Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit
berlemak di perut dan bokongnya namun itu
malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lily.
Kemudian dengan tenang bu Lily melangkah ke
arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan
membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong
bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki semakin
tegang dengan nafsu yang semakin tak
tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik
dan melangkah kembali menuju tempat tidur,
Zaki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily.
Sampai bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan
berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak
ada yang akan mengganggu….”
Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan
tape dengan suara yang agak besar, setidaknya
untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan.
Bu Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur,
dan membuka bra yang digunakannya. Zaki
mendekat dan duduk di samping bu Lily…
hmmm… nampak payudara itu masih montok
dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan
mulut dan menjilatnya.
Bu Lily yang memulai gerakan dengan
melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik
wajah dan langsung melumat bibir Zaki dengan
nafsu yang membara. Zaki membalas dengan
tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir
dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara
montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di
seputar ruangan, diselingi alunan musik
menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily
mendorong lembut badan Zaki, menyudahi
pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang
memburu. Zaki mendorong lembut tubuh bu
Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap
menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang
penuh dengan gunung kembar itu seakan
menantang dengan puting yang telah tegang.
Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan
tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai
dari lembah antara, melingkari dan menuju
puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot
dan memainkan puting susu itu sambil tangan
meremas payudara kembarannya …………………
“HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lily mulai
kencang terdengar, desahan-desahan nikmat
yang semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan
penjelajahan dengan menyusuri lembah
payudara menuju perut dan sebentar memainkan
lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang
kegelian.
Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian
dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily,
melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan
spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat
tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat
gundukan vagina dengan rambut-rambut yang
tertata rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan
menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus
mulus, terus mendekat ke selangkangan
menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan
cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki
menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya
dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang
bibir vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan
lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily
mengerang kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH…
HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang
memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin
bersemangat dan sesekali lidah di julurkan
mencoba masuk ke liang senggama yang
menanti pemenuhan itu.
Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang
kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi
menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack….
Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…
mmmmh.” Suara bu Lily ditingkahi desahan-
desahan yang semakin kencang.
Dengan tenang Zaki menyudahi penjelajahan
lidah dan bersiap bertempur yang
sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah
handuk yang melilit di pinggang dan bebas
mengacung penis dengan bagian kepala yang
merah mengkilap. Bu Lily semakin membuka
lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan
terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat
tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke
arah vagina bu Lily yang dengan sigap lansung
meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan
membantu mengarahkannya tepat ke liang
vaginanya.
Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas
sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan
sebentar menikmati prosesi masuknya penis
yang disambut desahan bu Lily,”
AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian
dengan meresapi masuknya penis sampai
sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama
dan batang zakar yang masuk seluruhnya
barulah Zaki memompa menaik turunkan pantat
dengan irama beraturan seakan mengikuti irama
musik yang terasa semakin menggebu dan hot.
Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan
bu Lily mencengkam punggung Zaki, meresapi
dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat
di liang senggamanya. Suara desahan bercampur
aduk dengan alunan musik dan peluh mulai
bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…
MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur
dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki
menghentikan gerakan untuk mencoba
mengambil nafas segar, bu Lily memeluk Zaki
dan menggulingkan badan tanpa melepas penis
yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan
posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily
memompa dan menaikturunkan pantatnya
dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu
Lily memutar pantatnya dan kemudian
memasukkan batang zakar Zaki lebih dalam. Zaki
tak diam saja, tangan meremas kedua payudara
yang menggantung bebas dan menarik-narik
puting susu bu Lily. Suasana makin membara
dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu
Lily seperti tak sanggup melanjutkan pompaan
karena birahi yang hendak mencapai puncak
pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan
posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan
mempercepat tempo dorongan Zaki meneruskan
pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS
ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…
ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah
teriakan tertahan bu Lily mengatup bibirnya
menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya
sedikit bergetar. Zaki merasa vagina yang
mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti
menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan
memutar –mutar pantatnya dan memasukkan
lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada
dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya,
semakin besar dan sesaat Zaki kembali
mendorong batangnya dengan cepat dan saat
terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan
melepaskan air maninya di atas perut bu Lily….
Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan
mengocoknya sampai air mani itu berhenti
muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis
yang mulai turun ketegangannya. Zaki
membaringkan tubuhnya disamping bu Lily.
Terdiam untuk beberapa saat.
Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran
tempat tidur dan menyeka sisa air mani di
perutnya. Kemudian dengan manja
membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih
ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u
Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.
“mmm…baik bu…”belum sempat Zaki
menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lily
menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini
jangan pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.
“iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis
merekah di bibir seksi bu Lily.
Setelah itu dengan cepat Zaki dan bu Lily
merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan
Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang… tar malem
suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di
kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Zaki
sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki
menyanggupi ajakan bu Lily.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar